Memahami Lebih Dalam tentang FLUTD pada Kucing

Apa yang harus saya lakukan saat kucing saya terkena FLUTD dn saat ini  sedang rawat inap? - Quora

Kucing merupakan hewan peliharaan yang sangat digemari karena tingkah lucu dan menggemaskannya. Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa kucing juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa mereka.

Salah satu penyakit berbahaya pada kucing yang cukup sering terjadi adalah FLUTD atau Feline Lower Urinary Tract Disease.

FLUTD menyerang pada saluran kemih bagian bawah kucing, mulai dari kandung kemih, uretra, hingga urethra. Kondisi ini menyebabkan kucing kesulitan saat buang air kecil, bahkan terkadang hanya mampu meneteskan urine berdarah.

Tentu sangat menyakitkan bagi si kucing. Sayangnya, banyak pemilik kucing yang masih awam mengenai gejala awal FLUTD sehingga terlambat menyadari penyakit ini. Akibatnya, kondisi kucing makin parah, bahkan bisa berujung kematian jika saluran kemihnya sudah terlanjur rusak atau tersumbat.

Maka dari itu, edukasi mengenai penting untuk disebarluaskan agar kucing peliharaan terhindar dari risiko kematian dini akibat penyakit ini..

Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) merupakan istilah umum untuk menyebut penyakit yang menyerang saluran kemih bawah pada kucing. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan buang air kecil disertai rasa sakit pada kucing.

FLUTD sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu batu ginjal, infeksi saluran kemih, hingga kondisi idiopatik. Pada artikel ini akan dibahas mengenai berbagai informasi terkait FLUTD pada kucing, mulai dari penyebab, gejala, jenis-jenis, hingga cara pengobatan dan pencegahannya.

Bacalah sampai tuntas agar Anda makin paham dan waspada terhadap ancaman penyakit mematikan ini

Gejala FLUTD yang paling mudah dideteksi adalah kucing kesulitan saat buang air kecil, antara lain:

  • Sering mencoba buang air kecil tapi hanya sedikit atau tidak ada urine yang keluar
  • Mengeluarkan urine di luar litter box
  • Mengeluarkan urine berdarah
  • Mengalami rasa nyeri dan kejang saat buang air kecil

Selain itu, kucing FLUTD juga menunjukkan gejala sekunder seperti demam, muntah-muntah, nafsu makan menurun drastis, sering menjilati genitalia, gelisah, depresi, hingga perubahan sifat menjadi agresif.

Faktor Risiko

Beberapa kondisi yang dapat memicu terkena FLUTD antara lain:

  • Obesitas
  • Kurang minum air putih
  • Stres
  • Lingkungan sempit atau kotor
  • Makanan kering yang rendah kadar airnya
  • Faktor genetik

Ada 3 jenis FLUTD pada kucing, meliputi:

  1. Urolithiasis

Batu ginjal atau cystolith yang menyumbat aliran urine

  1. Bacterial Urinary Tract Infections

Infeksi kuman di sepanjang saluran kemih kucing

  1. Idiopathic Cystitis

Peradangan pada kandung kemih tanpa sebab infeksi yang jelas

Pengobatan

  • Terapi cairan untuk mengembalikan fungsi ginjal
  • Obat penghilang nyeri (analgesik)
  • Antibiotik jika terinfeksi bakteri
  • Obat peluruh batu ginjal
  • Perubahan pola makan dan minum
  • Reduksi stres lingkungan

Beberapa cara mencegah FLUTD pada kucing yaitu dengan:

  • Memberi makanan tinggi protein hewani dan air putih yang banyak
  • Menjaga berat badan normal
  • Menyediakan litter box yang higienis
  • Olahraga dan stimulasi mental rutin
  • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan

Itulah penjelasan lengkap mengenai penyakit FLUTD pada kucing mulai dari gejala, penyebab, jenis-jenis, hingga cara pengobatan serta pencegahannya. Perhatikan kondisi kucing kesayangan dan segera bawa ke dokter hewan jika menunjukkan tanda-tanda agar dapat ditangani dengan tepat.